Persiapan Mental Sebelum Menikah – “Menikah itu separuh agama.” Kalimat ini mungkin sudah sering kamu dengar. Tapi, apakah kita benar-benar memahami maknanya? Dalam Islam, menikah bukan cuma soal cinta atau tinggal serumah dengan pasangan. Lebih dari itu, pernikahan adalah ikatan tanggung jawab, ibadah, dan komitmen jangka panjang. Karena itu, persiapannya pun nggak bisa asal-asalan.
Nah, di artikel ini, aku akan bahas 4 hal penting yang perlu kamu dan pasangan persiapkan secara matang sebelum menuju jenjang pernikahan, terutama dari sisi mental dan keuangan. Siap? Yuk simak!
1. Membuat Perjanjian Pranikah: Bukan Tabu, Justru Bijak
Perjanjian pranikah sering dianggap negatif. Katanya sih, tanda nggak percaya sama pasangan. Padahal, dalam konteks Islam dan hukum, ini bisa jadi bentuk perlindungan bersama.
Perjanjian pranikah bisa mengatur hal-hal penting seperti pembagian harta, tanggung jawab keuangan, hingga urusan bisnis jika salah satu atau kedua pihak punya usaha. Ini bukan soal curiga, tapi lebih ke bentuk transparansi dan kesiapan menghadapi kemungkinan-kemungkinan ke depan. Islam pun mendorong keterbukaan dan keadilan dalam rumah tangga, bukan?
Jadi, jangan ragu membahasnya. Justru dengan membicarakan hal ini dari awal, kamu dan pasangan bisa saling memahami batas, hak, dan kewajiban masing-masing.
2. Pahami Kondisi Keuangan Pribadi
Sebelum menyatukan dua kehidupan, kamu harus tahu dulu bagaimana kondisi keuanganmu sendiri. Apakah punya utang? Berapa penghasilan tetap tiap bulan? Apakah punya tabungan atau investasi?
Menikah tanpa tahu kondisi finansial diri bisa jadi bom waktu. Dalam Islam, suami bertanggung jawab penuh atas nafkah istri, tapi bukan berarti istri tidak boleh ikut berkontribusi. Justru ketika masing-masing pihak memahami posisi keuangannya, akan lebih mudah menyusun strategi keuangan keluarga.
Coba mulai dari mencatat semua pemasukan dan pengeluaran bulanan. Ini sederhana, tapi sangat penting untuk memahami kemampuan dan prioritas keuangan ke depan.
3. Sepakati Ekspektasi Pribadi & Pasangan
Banyak pasangan muda yang akhirnya berselisih setelah menikah karena ekspektasi yang tidak dibicarakan sejak awal. Misalnya: apakah istri akan tetap bekerja setelah menikah? Apakah suami bersedia berbagi tugas rumah? Bagaimana nanti pola pengasuhan anak?
Dalam Islam, komunikasi dan musyawarah adalah prinsip penting dalam membangun rumah tangga. Rasulullah SAW pun dikenal sebagai suami yang berdiskusi dengan istrinya dalam berbagai hal, bukan sekadar “memerintah”.
Karena itu, sebelum akad terucap, pastikan kamu dan pasangan duduk bersama dan membicarakan nilai-nilai, kebiasaan, dan harapan dalam pernikahan kalian. Ini bukan sekadar ngobrol, tapi bagian dari membangun pondasi rumah tangga yang kuat.
4. Jalankan Rencana Keuangan Bersama dan Pantau Rutin
Setelah menikah, saatnya menyatukan rencana dan komitmen keuangan. Apakah akan punya rekening bersama? Siapa yang bertanggung jawab membayar apa? Apakah ada target membeli rumah atau investasi pendidikan anak?
Merencanakan keuangan bukan cuma soal angka, tapi juga soal prioritas dan visi bersama. Islam sangat menganjurkan pengelolaan harta yang bijak dan tidak berlebihan. Allah SWT berfirman: “Dan janganlah kamu boros. Sesungguhnya orang yang boros itu adalah saudara setan.” (QS. Al-Isra: 26–27)
Pantau kondisi keuangan secara berkala, bisa setiap bulan atau tiap 3 bulan. Evaluasi pengeluaran, cek apakah ada utang yang perlu diprioritaskan, dan diskusikan target keuangan baru yang ingin kalian capai.
Baca Juga Artikel : Inspirasi Hunian Nyaman 3 Pilihan Rumah Minimalis untuk Pasangan Muda
Menikah Itu Ibadah, Tapi Harus Siap Lahir dan Batin
Persiapan Mental Sebelum Menikah – Banyak orang mengira menikah itu soal resepsi megah atau foto pre-wedding yang keren. Padahal yang lebih penting adalah kesiapan mental dan finansial yang akan kamu bawa sepanjang hidup bersama.
Jadi, daripada sibuk cari vendor dekorasi, yuk kita mulai dulu dari bicara jujur, menghitung keuangan, dan saling memahami ekspektasi. Karena menikah bukan hanya tentang bahagia hari ini, tapi tentang bagaimana kita bisa tetap saling menggenggam dalam suka dan duka, hingga akhir hayat.
Kalau kamu sudah siap dengan empat poin di atas, insyaAllah rumah tanggamu kelak jadi sakinah, mawaddah, dan warahmah. Siap mulai obrolan serius dengan pasangan hari ini?